EMS Star Racing
Total Tayangan Halaman
Jumat, 11 Januari 2013
Drifting Culture Interaction in Japan, Australia, and United States
Jumat, 06 Juli 2012
Empowerment of tourism in Karimun Java
Minggu, 10 Juni 2012
Tourism in Ponorogo East Java with Local Wisdom Inside (Larungan,Grebeg Suro,Reog Ponorogo,Ludruk)
Rabu, 27 April 2011
Biografi Enterpreneur Sukses(tugas)
TTL : Solo, 25 Februari 1984
Riwayat Pendidikan : SD 83 Mangkubumen, SMP 9 Solo, SMA 3 Solo, ITB Teknik Kimia
Prestasi Sekolah : Selalu menjadi juara kelas sejak SD hingga SMA, NEM SMP peringkat no.1 se-Solo dan no.6 se-jawa, NEM SMA peringkat no.2 se-Solo dan no. 11 Nasional
Jabatan : Presiden Direktur PT. Duta Future International (DFI), Komisaris PT Nusantarindo Agro Energi, Komisaris MQ FM.
Semakin menjamurnya pengguna telepon seluler (ponsel). Kini dimanfaatkan sebagai peluang bisnis yang menjanjikan. Hal inilah yang dilakukan Febrian Agung Budi Prastyo (25), yang kini menjabat sebagai Presiden Direktur di PT. Duta Future International (DFI) sebagai induk perusahaan dari Duta Business School (DBS) yang bergerak dalam bidang jasa isi ulang pulsa, agen pulsa elektrik dan fisik, asuransi kecelakaan, serta discount card.
Setelah sebelumnya pernah mengalami pra lepas landas dan kegagalan bisnis yang bertubi-tubi. Pria kelahiran Solo ini dibesarkan dalam keluarga sederhana, ayahnya bekerja sebagai sopir angkutan Damri di Solo. Sejak kecil Febrian memegang teguh prinsip yang ditanamkan oleh kedua orangtuanya. Kegigihan dan keyakinan itulah yang mengantarkan Febrian memutuskan untuk merantau dan menempuh pendidikan di perguruan tinggi Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 2002, di jurusan Teknik Kimia.
Bagi Febrian, kedua orangtuanya merupakan motivator yang utama, baik saat ia menempuh pendidikan hingga memulai usaha. Awal kesuksesan Febrian dilakoninya pada akhir 2007. Pemilik mobil Mercy New Eyes C200, BMW, dan Toyota Fortuner ini mengaku memang tidak gampang meraih kesuksesan tanpa kerja keras. Namun motivasi dan keinginan besar telah mengantarkannya ke puncak kesuksesan.
Bakat berpidato dan berbicara di depan umum sudah dilakoni anak sulung dari tiga bersaudara ini sedari kecil. Febrian kecil sering mengisi ceramah di mesjid-mesjid. Tak hanya itu, Febrian juga pernah menjadi pemimpin rohis dikala SMP-SMA. Dimata teman-temannya, Febrian memiliki bakat dan keuletan, itu terbukti dari banyaknya kegiatan yang digelutinya seperti kelompok ilmiah remaja, taekwondo, dan sebagainya. Prestasinya pun tidak usah diragukan lagi, selama sekolah dari SD hingga SMA Febrian selalu menjadi juara kelas.
“…Febrian itu orangnya bertanggungjawab, pekerja keras, dan sederhana, ” ungkap Fanny Triana, perempuan cantik yang dinikahinya tahun 2005 lalu.
Pada tahun 2003, Febrian memutuskan untuk memulai bisnis di sela-sela kuliah. Karena kondisiperekonomian keluarga saat itu tidak memungkinkan, membuatnya terpaksa sedikit mengesampingkan kuliah dan fokus berbisnis. Walaupun sempat terbiasa dengan rutinitas layaknya mahasiswa, tetapi Febrian tetap fokus mencari peluang usaha dari jualan kaos, jaket, suplemen, hingga bisnis pulsa yang masih digelutinya hingga kini.
Pada akhir 2008, Febrian memutuskan untuk mengundurkan diri dari bangku kuliah. Keputusan itu dipilihnya agar lebih fokus menjalankan bisnis tersebut.
“…itu adalah pilihan saya, tentu saya memilih dengan segala pertimbangan yang ada saat itu, tapi saya tidak merekomendasikan bagi rekan-rekan yang lain untuk melakukan hal yang sama, ” aku pria berbintang Pisces ini.
Keputusannya ini didukung seratus persen oleh keluarganya. Febrian bertekad melanjutkan perjuangannya di lapangan, meskipun tanpa menyandang gelar akademik seperti pengusaha lain pada umumnya. Menurut Febrian, orang sukses tidak ditentukan oleh latar belakang pendidikannya tetapi oleh kerja keras dan keuletan.
“Kalau pintar kita bisa belajar pada guru atau dosen, tetapi untuk meraih kesuksesan kita harus belajar pada pengusaha yang sukses, wong sepuluh orang terkaya di dunia tak punya gelar” ungkap ayah satu anak ini sambil tertawa.
Selama 2003-2005, Febrian beserta adiknya memutuskan untuk mencari penghasilan sendiri, dengan menjalankan berbagai usaha yang bersifat bisnis konvensional. Namun hasil kerja tersebut tidak membuat Febrian merasa puas, bahkan banyak usahanya merugi dan mengalami kegagalan. Hingga akhirnya Febrian memutuskan untuk menjajaki bisnis pulsa pada penghujung 2006.
Dari hasil kerjanya pada bisnis pulsa tersebut, Maret 2006 Febrian mampu membeli sebuah mobil BMW. Sayangnya, tiga bulan pertama menyicil mobil teersebut, perusahaan pulsa tersebut mengalami kebangkrutan. Sehingga Febrian harus mulai lagi bisnisnya dari nol lagi.
Dari sinilah awalmula lahirnya Duta Business School, saat Febrian memulai usahanya lagi dari nol, membuat perusahaan baru, bekerjasama dengan adiknya Randu Sekti W, besrta rekan-rekannya Andhika H.P., Margono, Satriyo B.P. Adhi, dan Dani Purnama. Kegigihan itulah yang membawanya hingga menjabat sebagai Presiden Direktur di PT. DFI.
Mengingat usaha yang dikelolanya ini semakin berkembang, dengan jumlah member yang telah mencapai angka lebih dari satu juta, menuntut Febrian untuk terus memperbaiki sistem dan pelayanan secara intensif.
Menurutnya masih ada beberapa sistem yang mesti dibenahi, agar pelayanan yang diberikan lebih baik dan memuaskan pelanggan. Misalnya sistem, website, produk, maupun contents dan server. Bahkan, bapak dari satu anak ini tidak ragu mengeluarkan uang milyaran rupiah untuk keperluan upgrade server.
Dengan kegiatan yang cukup padat, Febrian tetap menyisihkan waktunya untuk berkumpul bersama keluarga, karena baginya keluarga tetap yang utama.
Niat teguhnya untuk mencapai kesuksesan ini, didasari oleh janjinya yang pernah terucap sewaktu kecil kepada ibunya untuk menjadi orang terkaya di Solo. Semoga!
Senin, 29 November 2010
Arti & Makna Kesetiakawanan Sosial
Oleh karena itu Kesetiakawanan Sosial merupakan Nilai Dasar Kesejahteraan Sosial, modal sosial (Social Capital) yang ada dalam masyarakat terus digali, dikembangkan dan didayagunakan dalam mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia untuk bernegara yaitu Masyarakat Sejahtera.
Sebagai nilai dasar kesejahteraan sosial, kesetiakawanan sosial harus terus direvitalisasi sesuai dengan kondisi aktual bangsa dan diimplementasikan dalam wujud nyata dalam kehidupan kita.
Kesetiakawanan sosial merupakan nilai yang bermakna bagi setiap bangsa. Jiwa dan semangat kesetiakawanan sosial dalam kehidupan bangsa dan masyarakat Indonesia pada hakekatnya telah ada sejak jaman nenek moyang kita jauh sebelum negara ini berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka yang kemudian dikenal sebagai bangsa Indonesia.
Jiwa dan semangat kesetiakawanan sosial tersebut dalam perjalanan kehidupan bangsa kita telah teruji dalam berbagai peristiwa sejarah, dengan puncak manifestasinya terwujud dalam tindak dan sikap berdasarkan rasa kebersamaan dari seluruh bangsa Indonesia pada saat menghadapi ancaman dari penjajah yang membahayakan kelangsungan hidup bangsa.
Sejarah telah membuktikan bahwa bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan berkat semangat kesetiakawanan sosial yang tinggi. Oleh karena itu, semangat kesetiakawanan sosial harus senantiasa ditanamkan, ditingkatkan dan dikukuhkan melalui berbagai kegiatan termasuk peringatan HKSN setiap tahunnya.
HKSN yang kita peringati merupakan ungkapan rasa syukur dan hormat atas keberhasilan seluruh lapisan masyarakat Indonesia dalam menghadapi berbagai ancaman bangsa lain yang ingin menjajah kembali bangsa kita. Peringatan HKSN yang kita laksanakan setiap tanggal 20 Desember juga merupakan upaya untuk mengenang kembali, menghayati dan meneladani semangat nilai persatuan dan kesatuan, nilai kegotong-royongan, nilai kebersamaan, dan nilai kekeluargaan seluruh rakyat Indonesia dalam merebut kemerdekaan.
Saat ini kita tidak lagi melakukan perjuangan secara fisik untuk mengusir penjajah, namun yang kita hadapi sekarang adalah peperangan menghadapi berbagai permasalahan sosial yang menimpa bangsa Indonesia seperti kemiskinan, keterlantaran, kesenjangan sosial, konflik SARA di beberapa daerah, bencana alam (gempa bumi, gunung meletus, tsunami, kekeringan, dll), serta ketidakadilan dan masalah-masalah lainnya.
Sesuai tuntutan saat ini, dengan memperhatikan potensi dan kemampuan bangsa kita, maka peringatan HKSN ini yang merupakan pengejewantahan dari realisasi konkrit semangat kesetiakawanan sosial masyarakat. Dengan prinsip dari, oleh dan untuk masyarakat dalam pelaksanaannya memerlukan berbagai dukungan dan peran aktif dari seluruh komponen/elemen bangsa, bukan hanya tanggungjawab pemerintah saja melainkan tanggung jawab bersama secara kolektif seluruh masyarakat Indonesia.
Oleh karena itu, makna nilai kesetiakawanan sosial sebagai sikap dan perilaku masyarakat dikaitkan dengan peringatan HKSN ditujukan pada upaya membantu dan memecahkan berbagai permasalahan sosial bangsa dengan cara mendayagunakan peran aktif masyarakat secara luas, terorganisir dan berkelanjutan. Dengan demikian kesetiakawanan sosial masih akan tumbuh dan melekat dalam diri bangsa Indonesia yang dilandasi oleh nilai-nilai kemerdekaan, nilai kepahlawanan dan nilai-nilai kesetiakawanan itu sendiri dalam wawasan kebangsaan mewujudkan kebersamaan : hidup sejahtera, mati masuk surga, bersama membangun bangsa.
KESETIAKAWANAN SOSIAL SEBAGAI GERAKAN NASIONAL
Peringatan HKSN menjadi momentum yang sangat strategis sebagai upaya untuk mengembangkan dan mengimplementasikan kesetiakawanan sosial sebagai suatu gerakan nasional sesuai dengan kondisi dan tantangan jaman, kesetiakawanan sosial yang menembus baik lintas golongan dan paradaban maupun lintas SARA harus terus menggelora terimplementasi sepanjang masa, dengan demikian akan berwujud ”There is No Day Whithout Solidarity” (tiada hari tanpa kesetiakawanan sosial), kesetiakawanan sosial tidak berhenti pada harinya HKSN yang diperingati setiap tanggal 20 Desember di Tingkat Pusat, Provinsi dan Kab/Kota serta oleh seluruh lapisan masyarakat berkelanjutan selamanya dan sepanjang masa.
Kesetiakawanan sosial sebagai pengejewantahan dari sikap, perilaku dan jati diri bangsa Indonesia akan dapat menjadi modal yang besar dalam mengatasi berbagai permasalahan sosial yang dihadapi bangsa ini secara bertahap untuk melakukan perbaikan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di seluruh tanah air, apabila nilai kemerdekaan, nilai kepahlawanan dan nilai kesetiakawanan itu melekat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Untuk menindaklanjuti Gerakan Nasional Kesetiakawanan Sosial, jejaring kerja, kolaborasi dengan seluruh komponen bangsa dalam hal ini masyarakat dan dunia usaha yang setara diartikannya.
KESETIAKAWANAN SOSIAL-ISLAM:
Persaudaraan Antarmanusia atau Antarmuslim?
Perbincangan di seputar kesetiakawanan atau yang juga dikenal dalam bahasa Inggris dengan sebutan solidarity, hingga kini menjadi sebuah diskusi yang masih menarik, dan ditengarai akan selalu menarik perhatian setiap anggota masyarakat, karena artipentingnya pranata sosial ini sebagai pilar penyangga bangunan harmoni sosial, di mana pun kapan pun dan bagi siapa pun
Memang tidak mudah untuk mendefinisikan makna kesetiakawanan sosial dalam konteks yang beragam. Tetapi, untuk sekadar memetakan pengertian esensialnya, kesetiakawanan adalah sebuah pranata sosial yang di dalamnya terkandung ciri-ciri penting, yaitu: kepedulian, rasa sepenanggungan, kasih sayang, kebersamaan dan ketulusan.
Sejumlah tantangan kompleks yang muncul, termasuk potensi konflik yang ditimbulkan oleh dorongan ego setiap manusia, yang pada saatnya bisa menjebak mereka menjadi manusia-manusia yang tidak peduli terhadap kepentingan orang lain, karena menganggap yang terpenting adalah dirinya. Sedang orang lain baru dianggap (menjadi) penting karena berpotensi “menguntungkan” bagi dirinya. Oleh karena itu, untuk membangun kesetiakawanan sosial, setiap orang, sebagai anggota mansyarakat, dituntut untuk memiliki kepedulian dan ketenggangrasaan terhadap orang lain, dan bahkan menganggap orang lain sebagai entitas yang penting, sepenting dirinya.
Dalam merespon wacana kesetiakawanan (sosial) tersebut, kita (umat Islam) bisa mengajak dialog dengan al-Quran, sebagaimana nasihat Ali bin Abi Thalib terhadap para sahabatnya: istanthiq al-Quran, yang ternyata menurut M. Quraish Shihab – dalam bukunya yang berjudul “Wawasan al-Quran”, tersirat dalam gagasan “ukhuwwah”.
Kajian mengenai ukhuwah (Ar.: Ukhuwwah), dalam pandangan M. Quraish Shihab, dewasa ini menjadi dianggap memiliki arti penting, karena adanya fenomena yang sangat meresahkan: sinyal-sinyal menuju “disintegrasi sosial”. Banyak orang mempertanyakan: “sejauhmana peran Islam di dalamnya?” Di sini, Islam menawarkan gagasan “ukhuwah Islamiyah”. Bukan sekadar penjelasan normatif, tetapi sampai pada solusi atas problem sosial yang sudah pernah, sedang dan akan dialami oleh umat manusia secara kongkret.
Kata Ukhuwah (ukhuwwah) yang biasa diartikan sebagai “persaudaraan”, terambil dari akar kata yang pada mulanya berarti “memperhatikan”. Makna asal ini memberi kesan bahwa persaudaraan mengharuskan adanya perhatian semua pihak yang merasa bersaudara.
Boleh jadi, perhatian itu pada mulanya lahir karena adanya persamaan di antara pihak-pihak yang bersaudara, sehingga makna tersebut kemudian berkembang, dan pada akhirnya ukhuwah diartikan sebagai “setiap persamaan dan keserasian dengan pihak lain, baik persamaan keturunan, dari segi ibu, bapak, atau keduanya, maupun dari segi persusuan”. Secara majazi kata ukhuwah (persaudaraan) mencakup persamaan salah satu unsur seperti suku, agama, profesi, dan perasaan. Dalam kamus-kamus bahasa Arab ditemukan bahwa kata akh yang membentuk kata ukhuwwah digunakan juga dengan arti “teman akrab” atau “sahabat”.
Ukhuwah Islamiyah, dalam pandangan M. Quraish Shihab, lebih tepat dimaknai sebagai ukhuwah yang bersifat Islami atau yang diajarkan oleh Islam. Telah dikemukakan pula beberapa ayat yang mengisyaratkan bentuk atau jenis “persaudaraan” yang disinggung oleh al-Quran. Semuanya dapat disimpulkan bahwa kitab suci ini memperkenalkan paling tidak empat macam persaudaraan: (1) Ukhuwwah ‘ubûdiyyah atau saudara kesemakhlukan dan kesetundukan kepada Allah. (2) Ukhuwwah insâniyyah (basyariyyah) dalam arti seluruh umat manusia adalah bersaudara, karena mereka semua berasal dari seorang ayah dan ibu. (3) Ukhuwwah wathaniyyah wa an-nasab, yaitu persaudaraan dalam keturunan dan kebangsaan. (4) Ukhuwwah fi dîn al-Islâm, persaudaraan antarsesama Muslim.
M. Quraish Shihab – dalam rangkaian tulisannya – menyatakan bahwa keberadaan manusia sebagai makhluk sosial, perasaan tenang dan nyaman pada saat berada di antara sesamanya, dan dorongan kebutuhan ekonomi merupakan faktor-faktor penunjang yang akan melahirkan rasa persaudaraan. Islam datang menekankan hal-hal tersebut, dan menganjurkan mencari titik-singgung dan titik-temu persaudaraan. Jangankan terhadap sesama Muslim, terhadap non-Muslim pun demikian.
Guna memantapkan ukhuwah tersebut, pertama kali al-Quran menggarisbawahi bahwa perbedaan adalah hukum yang berlaku dalam kehidupan ini. Selain perbedaan tersebut merupakan kehendak Ilahi, juga demi kelestarian hidup, sekaligus demi mencapai tujuan kehidupan makhluk di pentas bumi. Seandainya Tuhan menghendaki kesatuan pendapat, niscaya diciptakan-Nya manusia tanpa akal budi seperti binatang atau benda-benda tak bernyawa yang tidak memiliki kemampuan memilah dan memilih, karena hanya dengan demikian seluruhnya akan menjadi satu pendapat.
Dari sini, seorang Muslim dapat memahami adanya pandangan atau bahkan pendapat yang berbeda dengan pandangan agamanya, karena semua itu tidak mungkin berada di luar kehendak Ilahi. Kalaupun nalarnya tidak dapat memahami kenapa Tuhan berbuat demikian, kenyataan yang diakui Tuhan itu tidak akan menggelisahkan atau mengantarkannya “mati”, atau memaksa orang lain secara halus maupun kasar agar menganut pandangan agamanya,
Untuk menjamin terciptanya persaudaraan dimaksud, Allah SWT. memberikan beberapa petunjuk sesuai dengan jenis persaudaraan yang diperintahkan. Pada kesempatan ini, akan dikemukakan petunjuk-petunjuk yang berkaitan dengan persaudaraan secara umum dan persaudaraan seagama Islam.
Pertama, untuk memantapkan persaudaraan secara umum, Islam memperkenalkan konsep “khalîfah”. Manusia diangkat oleh Allah sebagai khalifah. Kekhalifahan menuntut manusia untuk memelihara, membimbing, dan mengarahkan segala sesuatu agar mencapai maksud dan tujuan penciptaannya. Karena itu, Nabi s.a.w.. melarang umatnya untuk memetik buah sebelum siap untuk dimanfaatkan, memetik bunga sebelum mekar, atau menyembelih binatang yang terlalu kecil. Beliau juga mengajarkan agar selalu bersikap bersahabat dengan smua makhluk Allah. Meminjam pernyataan M. Quraish Shihab, al-Quran tidak mengenalkan istilah “penaklukan alam”, karena secara tegas al-Quran menyatakan bahwa yang menaklukkan alam untuk manusia adalah Allah. Secara tegas pula seorang Muslim diajar untuk mengakui bahwa ia tidak mempunyai kekuasaan untuk menundukkan sesuatu kecuali atas penundukan Ilahi.
Kedua, untuk mewujudkan persaudaraan antarpemeluk agama, Islam memperkenalkan ajaran toleransi antarumat beragama. Al-Quran juga menganjurkan agar mencari titik-singgung dan titik-temu antarpemeluk agama. Al-Quran menganjurkan agar dalam interaksi sosial, bila tidak ditemukan persamaan hendaknya masing-masing mengakui keberadaan pihak lain, dan tidak perlu saling menyalahkan. Bahkan al-Quran mengajarkan kepada Nabi s.a.w. dan umatnya untuk bersikap toleran kepada penganut agama lain, setelah “kalimatun sawâ’ (titik-temu)” tidak dicapai. Jalinan persaudaraan antara seorang Muslim dan non-Muslim sama sekali tidak dilarang oleh Islam, selama pihak lain menghormati hak-hak umat Islam.
Ketiga, untuk memantapkan persaudaraan antarsesama Muslim, al-Quran pertama kali menggarisbawahi perlunya menghindari segala macam sikap yang dapat mengeruhkan hubungan di antara mereka. Setelah menyatakan bahwa orang-orang yang beriman bersaudara, dan memerintahkan untuk melakukan ishlâh (perbaikan hubungan) jika seandainya terjadi kesalahpahaman di antara dua orang (kelompok) kaum Muslim, al-Quran memberikan contoh-contoh penyebab keretakan hubungan sekaligus melarang setiap Muslim melakukannya. Dalam hal ini Allah mengingatkan kepada setiap orang yang beriman untuk menghindari prasangka buruk, tidak mencari-cari kesalahan orang lain, serta menggunjing, yang diibaratkan oleh al-Quran seperti memakan daging-saudara sendiri yang telah meninggal dunia.
Untuk memantapkan ukhuwah Islamiyah, yang dibutuhkan bukan sekadar penjelasan segi-segi persamaan pandangan agama, atau sekadar toleransi mengenai perbedaan pandangan, melainkan yang lebih penting lagi adalah langkah-langkah bersama yang dilaksanakan oleh umat, sehingga seluruh umat merasakan nikmatnya.
Implementasi konsep ukhuwah — dalam pandangan al-Quran — memerlukan kesadaran setiap orang untuk bersinergi, dan tidak mungkin akan terwujud di ketika setiap orang – dalam bangunan sosial – menerjemahkannya dalam bentuk sikap anergis.
Manifestasi solidaritas sosial Islam dalam bentuk “persaudaraan antarmanusia” ini telah dicontohkan dengan gemilang oleh Nabi s.a.w. dan para sahabatnya. Dalam bentuk saling menolong oleh siapa pun kepada siapa pun. Sebagai wujud kesadaran untuk mengamalkan pesan moral-universal al-Quran.
Sabtu, 02 Oktober 2010
Evaluasi Sosial Dasar(Sosiologi)
1.Jelaskan pengertian sosiologi menurut pandangan saudara,berdasarkan pendapat-pendapat tentang sosiologi dari beberapa pendapat pakar sosiologi yang telah kalian pelajari?
Jawab : Sosiologi termasuk kelompok ilmu-ilmu social yang disebut juga sebagai ilmu kemasyarakatan dan termasuk ilmu yang masih muda usianya dan beberapa pakar memberikan definisi tentang sosiologi sebagai berikut :
a. Roucek dan Warren mengatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dengan kelompok-kelompok.
b. William F. Ogburn dan Meyer F. nimkoff mengatakan bahwa sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi social dan hasilnya yaitu organisasi social.
c. Pitirim A. Sorokin mengatakan bahwa sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari :
- Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala sosial
-Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala sosial
dan nonsosial, misalnya gejala geografis,gejala biologis, dan sebagainya
- ciri-ciri umum dari semua jenis gejala-gejala social
2.Jelaskan mengapa sosiologi di kategorikan dalam kelompok ilmu sosial?
Jawab : karena sosiologi adalah ilmu social yang murni,abstrak,rasional,dan empiris,bersifat umum serta berusaha mencari pengertian umum.
3.Jelaskan perbedaan bahasan antara sosiologi dengan ekonomi,atau ilmu politik yang juga termasuk di dalam lingkup ilmu-ilmu sosial?
Jawab : perbedaan antara sosiologi dengan ekonomi karena pada hakikatnya ilmu ekonomi mempelajari usaha-usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan material dari bhn-bahan yang terbatas ketersediaannya.
Dan jika ilmu politik yaitu ilmu yang mempelajari satu sisi kehidupan masyarakat yang menyangkut soal kekuasaan,yakni upaya memperoleh kekuasaan,mempertahankan kekuasaan,penggunaan kekuasaan,bagaimana menghambat penggunaan kekuasaan,dan sebagainya.
4.Sebut dan jelaskan empat sifat dari ilmu pengetahuan secara terperinci .
Jawab : Logis atau masuk akal, yaitu sesuai dengan logika atau aturan berpikir yang ditetapkan dalam cabang ilmu pengetahuan yang bersangkutan. Definisi, aturan, inferensi induktif, probabilitas, kalkulus, dll. merupakan bentuk logika yang menjadi landasan ilmu pengetahuan. Logika dalam ilmu pengetahuan adalah definitif. Obyektif atau sesuai dengan fakta. Fakta adalah informasi yang diperoleh dari pengamatan atau penalaran fenomena.
Obyektif dalam ilmu pengetahuan berkenaan dengan sikap yang tidak tergantung pada suasana hati, prasangka atau pertimbangan nilai pribadi. Atribut obyektif mengandung arti bahwa kebenaran ditentukan oleh pengujian secara terbuka yang dilakukan dari pengamatan dan penalaran fenomena.
Sistematis yaitu adanya konsistensi dan keteraturan internal. Kedewasaan ilmu pengetahuan dicerminkan oleh adanya keteraturan internal dalam teori, hukum, prinsip dan metodenya. Konsistensi internal dapat berubah dengan adanya penemuan-penemuan baru. Sifat dinamis ini tidak boleh menghasilkan kontradiksi
Akumulatif. Ilmu pengetahuan merupakan himpunan fakta, teori, hukum, dll. yang terkumpul sedikit demi sedikit. Apabila ada kaedah yang salah, maka kaedah itu akan diganti dengan kaedah yang benar. Kebenaran ilmu bersifat relatif dan temporal, tidak pernah mutlak dan final, sehingga dengan demikian ilmu pengetahuan bersifat dinamis dan terbuka.
5.Obyek dari sosiologi adalah masyarakat.Coba jelaskan masyarakat dari sudut pandang yang bagaimana yang menjadi obyek dari sosiologi?
Jawab : Salah satu contohnya yaitu masyarakat yang modern.
Tanda-tanda masyarakat modern ialah tumbuhnya ilmu pengetahuan baru dan adanya kemampuan manusia dalam memahami rahasia alam yang semakin meningkat dan dapat menerapkan pengetahuan dalam berbagai kegiatan.
6.Masyarakat sebagai suatu system yang terwujud dari kehidupan bersama manusia,tentunya memiliki ciri-ciri pokok agar dapat di sebut sebagai suatu masyarakat.sebutkan ciri-ciri pokok dari masyarakat tersebut?
Jawab : sekelompok manusia dapat dikatakan sebagai sebuah masyarakat apabila memiliki pemikiran, perasaan, serta sistem/aturan yang sama. Dengan kesamaan-kesamaan tersebut, manusia kemudian berinteraksi sesama mereka berdasarkan kemaslahatan.
7.Untuk mempelajari objeknya,sosiologi memiliki metode-metode atau cara kerja yang dapat di pakai,di antaranya adalah metode kualitatif dan kuantitatif.Jelaskan kedua metode tersebut,serta bagaimana penerapannya untuk mempelajari sosiologi?
Jawab : Metode kualitatif mengutamakan cara kerja dengan menjabarkan hasil penelitian berdasarkan penilaian dan pemaknaan terhadap data yang diperoleh.
Metode kualitatif ada 2 macam yaitu metode historis dan metode komparatif.
a.metode historis merupakan penelitian yang analisis datanya didasarkan pada peristiwa-peristiwa masa lampau untuk mengetahui kejadian saat ini.
b.metode komparatif adalah penelitian dengan membandingkan antara kondisi masyarakat satu dengan yang lain,dengan maksud untuk mengethui perbedaan dan persamaan,disamping untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya kondisi masyarakat yang demikian.
Metode kuantitatif adalah cara penelitian yang dalam analisis datanya mengutamakan keterangan berdasarkan angka-angka. Gejala yang diteliti dan diukur dengan skala,indeks,table,atau formula-formula tertentu yang cenderung menggunakan uji statistik.
8.Metode fungsionalisme juga sering di gunakan oleh sosiologi,mengapa metode ini di gunakan oleh sosiologi?
Jawab: karena metode fungsional bertujuan untuk meneliti kegunaan lembaga-lembaga kemasyarakatan dan struktur social dalam masyarakat.
Selasa, 11 Mei 2010
Resensi novel sekigahara
S E K I G A H A R A
Perang Besar Penentu Pemimpin Jepang
Judul Buku : Sekigahara : Perang Besar Penentu Pemimpin Jepang
Kategori : Fiksi
ISBN : 978-979-1032-29-2
Ukuran : 13.5 X 20.5 Cm
Halaman : 224 halaman
Cover : Soft Cover
Penerbit : Penerbit BukuKatta
Terbit : 2010
Harga : Rp.33.300
Penulis buku ini, Dozi Swandana, sangat mengenal sekali tokoh-tokoh sejarah Jepang. Hal ini bisa dilihat dari caranya mengisahkan cerita fiksi dalam buku ini yang mengesankan seolah-olah kita sedang membaca cerita sejarah Jepang yang sesungguhnya. Pria kelahiran Surabaya yang lahir tepat di hari pahlawan tesebut memang sangat menyukai kultur Jepang. Ia begitu pandai mengolah latar belakang sejarah Jepang menjadi kisah fiksi heroik yang menarik. Tentu saja ia pantas melakukannya, mengingat latar belakang pendidikannya sebagai lulusan terbaik Sastra Jepang Universitas 17 Agustus 1945 dengan nilai IPK tertinggi.
Novel bersampul merah, bergambar seorang panglima perang, lengkap dengan baju kebesarannya yang sedang menghunus pedang, dengan latar belakang suasana pertempuran sudah menggoda kita untuk membacanya. Buku yang terdiri dari 9 bab tersebut banyak mengupas riwayat berdirinya dinasti Shogun Tokugawa sampai terjadinya pertempuran besar Sekigahara. Membaca buku ini serasa kita masuk ke abad 15 dengan latar budaya Jepang, lengkap dengan berbagai intrik politik, tipu daya dan kekuasaan para klan yang berkuasa.
Pada tiga bab awal, pembaca akan disuguhi latar belakang sejarah awal terjadinya pertempuran Sekigahara, jauh sebelum pertempuran itu terjadi. Hal ini dimulai dengan kehadiran Oda Nobunaga, seorang bushi dan daimyo yang begitu kuat dan haus kekuasaan. Bahkan ia harus tega menghabiskan siapa saja yang menjadi penghalangnya, termasuk memenggal kepala adiknya sendiri, Nobuyuki, yang ditunjuk almarhum ayahnya sebagai penerus klan Oda Nobuhide. Berkat keberanian dan kecerdikannya, Nobunaga dibantu tangan kanannya, Toyotomi Hideyoshi , berhasil menguasai sebagian besar wilayah Jepang dengan kecerdikan dan kekuatan pedangnya.
Kekuasaan dan kejayaan tak ada yang abadi, begitu pula nasib yang menimpa Oda Nobunaga. Ia dikalahkan dalam sebuah pertempuran yang tidak seimbang, akibat jebakan maut yang sudah direncanakan anak buahnya sendiri, Akechi Mitsuhide, yang mengkhianatinya. Ia akhirnya menelan pil pahit dan terpaksa melakukan seppuku dihadapan Akechi Mitsuhide yang kerap kali dihinanya tersebut.
Sepeninggal Oda Nobunaga, kekuasaan berpindah ke tangan Toyotomi Hideyoshi. Tangan kanan Nobunaga ini berhasil menumpas pemberontakan Akechi Mitsuhide sekaligus membunuhnya melalui pedangnya sendiri. Banyak konflik yang harus diselesaikan Hideyoshi sejak kematianl tuannya tersebut, termasuk harus berperang dengan rekannya sendiri Shibata Katsuie yang tidak sependapat dengannya mengenai siapa yang pantas menggantikan Oda Nobunaga. Perseteruan yang berlangsung dengan peperangan tersebut dimenangkan oleh Hideyoshi, sedangkan Katsuie harus rela mengakhiri sendiri hidupnya dengan melakukan seppuku.
Kejayaan Toyotomi Hideyoshi juga tidak berlangsung lama. Sejak menyerang Jasoen pada tahun 1597, ia terserang penyakit yang berbahaya. Menyadari kalau hidupnya akan berakhir, ia menunjuk Tokugawa Ieyasu dan anaknya yang masih kecil, Toyotomi Hideyori sebagai pelaksana tugas sehari-hari. Pada tanggal 18 September 1598 Hideyoshi menghembuskan nafasnya yang terakhir di istana Fushimi.
Sejak kematian Hideyoshi, timbul perpecahan dikalangan anggota Go Tairo (Dewan Lima Menteri Senior). Mereka tidak sependapat mengenai siapa yang pantas berkuasa meneruskan pengganti Hideyoshi. Perseteruan keras terjadi antara Maeda Toshiie melawan Tokugawa Ieyasu yang menyebabkan salah seorang anggota Go Tairo tewas karena berusaha melerai pertikaian keduanya.
Secara diam-diam, Tokugawa Ieyasu berhasil menghasut Maeda Toshinaga yang tak lain adalah anak kandung Maeda Toshiie untuk membunuh ayahnya sendiri. Perbuatan ini bisa berhasil lantaran iming-iming hadiah yang dijanjikan Tokugawa terhadapnya. Kematian Maeda Toshiie yang misterius ternyata tidak membuat pertikaian tersebut berakhir, bahkan semakin menjadi bertambah runcing. Hal ini disebabkan adanya pengikut Hideyoshi lainnya yaitu Ishida Mitsunari yang juga sama-sama sebagai anggota Go Tairo. Mitsunari tidak sepaham dengan sepak terjang Tokugawa Ieyasu selama ini yang cenderung arogan dan otoriter. Perseteruan inilah yang kelak melahirkan pertempuran besar Sekigahara.
Pada tanggal 15 September 1600 Ishida Mitsunari secara resmi menantang Tokugawa Ieyasu yang dianggapnya diktator dan memerintah dengan tangan besi untuk bertempur dengannya di lembah Sekigahara, distrik Fuwa, Provinsi Mino, Jepang. Itulah sebabnya pertempuran yang sangat menentukan siapa penguasa yang paling berjaya dan pantas berkuasa selanjutnya disebut sebagai pertempuran Sekigahara atau dikenal juga dengan istilah Tenka Wakeme no Tatakai.
Siapa sajakah orang-orang yang berpihak ke masing-masing kubu dalam pertempuran sekigahara ? Siapa sesungguhnya Ishida Mitsunari yang begitu berani melawan Tokugawa Ieyasu yang terkenal kejam dan haus kekuasaan ? Siapa sajakah pihak-pihak yang ketika terjadi pertempuran justru berkhianat dan membelot ke kubu lawannya ? Bagaimana pula akhir dari pertempuran sekigahara yang dahsyat tersebut ? Siapakah yang keluar sebagai pemenangnya ? Bagaima pula nasib pihak-pihak yang kalah dalam pertempuran tersebut, apakah mereka diampuni atau justru dihukum mati ?
Anda mau tahu jawabannya ? Silahkan cari dan dapatkan buku terbitan penerbit bukukatta yang dahsyat tersebut di seluruh jaringan toko buku Gramedia, Gunung Agung dan toko buku klainnya di kota Anda.
Selamat membaca dan semoga terhibur !